Pages

Subscribe:

Labels

Mengenai Saya

Guru & #Gurungaji di Berbagai lembaga pendidikan
Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 02 Maret 2012

Ngomong Ngapak lan Cablaka blakasuta

Tuturan cablaka atau blakasuta atau thokmelong merupakan karakter asli orang Banyumas, yang mengedepankan keterusterangan dan ketegasan. Orang Banyumas asli jika bertutur kata selalu thokmelong (tanpa basa-basi), sehingga dari luar akan tampak tidak memiliki unggah-ungguh (etika), lugas, dan terkesan kurang ajar.

Pada kasus bahasa Banyumas, tentu saja pemda di lima wilayah sebaran penutur dialek ngapak itulah yang secara normatif bertanggung jawab mempertahankan keberadaannya. Apalagi, UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otda juga memberikan amanat kepada pemda untuk melestarikan nilai-nilai sosial budayanya sebagai identitas masyarakatnya.

Pada 6 April 2010 Yayasan Sendang Mas menerbitkan majalah berbahasa Banyumas. Majalah bertajuk Ancas Kalawerta Penginyongan ini terbit dwi mingguan dengan tampilan eksklusif bahasa dialek ngapak atau basane wong penginyongan.
Ancas digawangi oleh budayawan Ahmad Tohari. Ia adalah wong Banyumas yang selama ini sering mengungkapkan kegelisahannya perihal risiko musnahnya basa banyumasan. 

Tahun 2001, melalui sebuah kolom di media ini (SM, 11/02/05) Kang Tohari menuliskan bahwa jika dibiarkan begitu saja maka bahasa banyumas yang notabene merupakan bahasa ibu sekaligus menandai eksistensi etnis dan budaya Banyumas akan kehilangan penuturnya.

Hilangnya basa banyumasan merupakan ancaman akan terhapusnya etnik penginyongan. Kesimpulan ini sejalan dengan ungkapan Ferdinan de Saussure yang menyatakan bahwa keberadaan sebuah etnis terkait erat dengan langue yang dipakai.