Pages

Subscribe:

Labels

Mengenai Saya

Guru & #Gurungaji di Berbagai lembaga pendidikan
Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 15 Maret 2016

Strategi Hadapi MEA, Ekosistem Kewirausahaan Harus Bersinergi Sistemik

Cablaka Blakasuta.

Strategi Hadapi MEA, Ekosistem Kewirausahaan Harus Bersinergi Sistemik

Pengembangan sektor kewirausahaan di Indonesia harus melibatkan secara menyeluruh stakeholder dan ekosistem kewirausahaan. 

Ekosistem kewirausahaan itu meliputi pelaku usaha, pengambil kebijakan, akademisi, pendamping, serta organisasi yang terkait dengan kegiatan kewirausahaan. 

Demikian dikatakan Advisory Board Member Mandiri Institute, Kartika Wirjoatmodjo dalam seminar kewirausahaan di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, ada empat aspek utama yang harus direvitalisasi dan diperkuat agar ekosistem dapat mendukung dan menciptakan iklim yang kondusif bagi wirausaha untuk berkembang.

Keempat aspek itu adalah kebijakan dan regulasi pemerintah, program-program khusus pemerintah, penelitian dan pengembangan (research and development/R&D), serta aspek pembiayaan. 

"Dari keempat aspek itu, kebijakan dan regulasi pemerintah menjadi faktor yang paling menentukan karena mempengaruhi efektivitas dukungan aspek lainnya," kata Kartika Wirjoatmodjo. 

Dijelaskannya, dari hasil riset yang dilakukan lembaganya, menunjukkan tingkat partisipasi kewirausahaan secara formal yang masih rendah dan banyaknya jenis usaha yang masih bersifat mikro. Hal ini alasan utama perlunya penguatan ekosistem kewirausahaan agar dapat secara optimal mendukung pertumbuhan ekonomi dan penguatan daya saing nasional.

Kartika menyebutkan, kajian yang dilakukan bersama Global Entrepreneurship Monitor (GEM) Indonesia itu menggunakan pendekatan terkait aspirasi, perilaku, kemampuan dan kapasitas dalam berwirasuaha, serta perbandingan perkembangan kewirausahaan di Indonesia dan negara-negara ASEAN plus Jepang, Taiwan, dan Tiongkok.

Punya Jiwa Wirausaha yang Baik
Team Leader GEM Indonesia Catharina B Nawangpalupi mengatakan berdasarkan kajian tersebut, jika dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, masyarakat Indonesia memiliki budaya berwirausaha yang sangat baik. 

Namun, hal ini belum terefleksi menjadi aspirasi dan tindakan nyata untuk berwirausaha. Hal tersebut berbanding terbalik dengan tren wirausaha di Singapura, Taiwan, dan Jepang. 

"Masyarakat di sana memiliki tingkat budaya berwirausaha yang relatif rendah, namun memiliki rasio terbaik di kawasan untuk aspirasi dan tindakan nyata dalam berwirausaha," kata Catharina B Nawangpalupi. 

Atas kondisi itu, Catharina merekomendasikan beberapa langkah guna lebih memperkuat ekosistem kewirausahaan, antara lain penguatan kapasitas para startups, serta UKM yang ingin tumbuh besar.

“Selain itu, perlu juga diperkuat proses alih teknologi yang didukung oleh norma sosial dan budaya agar pengembangan ekosistem akan jauh lebih baik. Lalu, perlu dilakukan perbaikan aplikasi dan komersialisasi kekayaan intelektual,” katanya.

Sementara itu, CEO Bukalapak.com Achmad Zaky menyatakan kewirausahaan adalah virus yang menyebar di lingkungan sekitar.

“Jika dia punya visi, maka dia perlu didorong,” katanya.

Adapun dukungan dari pemerintah, lanjutnya, dalam bentuk perbaikan iklim investasi agar investor asing mau masuk, sehingga ada persaingan dengan investor lokal.

“Kalau berhasil, akan bisa menginspirasi generasi muda,” jelasnya.

Seminar tersebut diselenggarakan dalam rangka mencari Wirausaha Muda Mandiri (WMM) yang merupakan ajang kompetisi untuk mencari bibit wirausaha muda dari kalangan alumni dan mahasiswa. Bank Mandiri berupaya mencetak generasi muda yang menciptakan lapangan kerja dan bukan pencari kerja.

Ajang WMM telah digelar delapan kali sejak 2007. Dalam ajang ini ada lima bidang usaha yang dilombakan, yakni industri, boga, kreatif, teknologi, dan sosial. Untuk mengikuti ajang ini, peserta harus memiliki usaha yang telah berdiri minimal satu tahun. Pemenang event ini akan mendapat modal dari Bank Mandiri untuk pengembangan usaha.

Selain itu, dalam ajang WMM juga hadir 200 stand alumni dan finalis yang memamerkan karya usahanya. Para pengunjung juga bisa saling bertukar informasi dan pengalaman tentang dunia kewirausahaan pada 8-10 maret di GSP Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Di sela-sela jumpa pers pre-event WMM, di Hotel Crystal Lotus, Yogyakarta, Senin (7/3), Corporate Communication Head PT Bank Mandiri, Ahmad Reza mengatakan acara WMM adalah komitmen Bank Mandiri menggandeng anak muda lebih kreatif dalam berusaha.

“Anak muda bukan saatnya mencari pekerjaan, tetapi harus bisa menciptakan lapangan usaha," katanya.

Menurut Ahmad Reza, acara ini dilaksanakan di Yogyakarta sebagai apresiasi Bank Mandiri terhadap potensi daerah.

WMM 2016 diikuti 5.267 peserta UMKM yang dikelompokkan dalam lima kategori, yakni industri, boga, kreatif, teknologi, dan sosial. (kkc)Sumberhttp://kinciakincia.com/berita/2439/strategi-hadapi-mea-ekosistem-kewirausahaan-harus-/